Surat Ibrahim merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang kaya akan hikmah dan pelajaran bagi umat Islam. Nama surat ini diambil dari Nabi Ibrahim, seorang nabi yang sangat dihormati dalam Islam karena keteguhan imannya dan pengorbanannya. Surat Ibrahim terdiri dari 52 ayat yang membahas berbagai aspek keimanan, ketauhidan, serta kisah-kisah para nabi terdahulu sebagai peringatan bagi umat manusia.
Ayat 9 dari surat ini memberikan pelajaran penting tentang respons umat manusia terhadap para rasul yang diutus Allah serta akibat bagi mereka yang mendustakan kebenaran. Artikel ini akan mengupas tafsir, makna, dan pelajaran yang dapat diambil dari Surat Ibrahim Ayat 9.
Daftar Isi Konten
Tulisan Arab Surat Ibrahim Ayat 9:
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍۢ وَثَمُودَ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا ٱللَّهُۚ جَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَـٰتِ فَرَدُّوٓا۟ أَيْدِيَهُمْ فِىٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَقَالُوا۟ إِنَّا كَفَرْنَا بِمَآ أُرْسِلْتُم بِهِۦ وَإِنَّا لَفِى شَكٍّۢ مِّمَّا تَدْعُونَنَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍۢ
Terjemahan Surat Ibrahim Ayat 9:
“Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ād, Tsamud, dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti yang nyata, namun mereka menutupkan tangan mereka ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, ‘Sesungguhnya kami tidak percaya akan apa yang kamu diutuskan (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami.'”
Tafsir Surat Ibrahim Ayat 9
Allah menceritakan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ tentang kisah umat-umat terdahulu seperti kaum Nabi Nuh, ‘Ād, dan Tsamud, serta umat-umat lain yang mendustakan para rasul mereka. Hanya Allah yang mengetahui jumlah umat-umat tersebut secara pasti.
Para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas, tanda-tanda yang luar biasa, dan mukjizat yang tak terbantahkan. Namun, mereka tetap menolak kebenaran. Menurut tafsir dari Ibn Katsir, ayat ini juga menjelaskan tentang bagaimana mereka menanggapi dakwah para rasul.
Allah berfirman:
فَرَدُّواْ أَيْدِيَهُمْ فِىٓ أَفْوَاهِهِمْ
“Namun mereka menutupkan tangan mereka ke mulutnya.”
Ada beberapa penafsiran mengenai maksud dari ungkapan ini:
- Menolak dengan Gerakan Tangan: Mereka memberi isyarat kepada para rasul agar berhenti menyampaikan dakwah mereka.
- Menutup Mulut sebagai Tanda Penolakan: Mereka menutup mulut mereka sebagai bentuk penolakan terhadap pesan yang disampaikan oleh para rasul.
- Diam dan Tidak Menjawab: Mereka memilih untuk tidak merespon ajakan para rasul, menunjukkan ketidakpedulian dan penolakan.
- Menggigit Tangan Mereka karena Marah: Ada juga yang menafsirkan bahwa mereka menggigit tangan mereka sendiri sebagai ungkapan kemarahan dan kekecewaan.
Menurut Mujahid, Muhammad bin Ka’b, dan Qatadah, tindakan tersebut merupakan penolakan verbal terhadap dakwah para rasul. Penolakan ini diiringi dengan pernyataan mereka yang tegas:
وَقَالُواْ إِنَّا كَفَرْنَا بِمَآ أُرْسِلْتُمْ بِهِۦ وَإِنَّا لَفِى شَكٍّۢ مِّمَّا تَدْعُونَنَآ إِلَيْهِ مُرِيبٍۢ
“Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami tidak percaya akan apa yang kamu diutuskan (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami.”
Dengan pernyataan ini, mereka secara terang-terangan menolak untuk mempercayai apa yang dibawa oleh para rasul dan menyatakan bahwa mereka berada dalam keraguan yang mendalam mengenai kebenaran yang diserukan kepada mereka.
Pelajaran dari Surat Ibrahim Ayat 9:
- Peringatan bagi Umat Islam: Ayat ini memberikan peringatan agar umat Islam tidak mengikuti jejak umat terdahulu yang mendustakan para rasul Allah. Kisah-kisah ini bukan hanya sekadar cerita sejarah, tetapi merupakan pelajaran penting yang harus dipahami dan diambil hikmahnya.
- Keutamaan Iman kepada Rasul: Para rasul diutus dengan membawa bukti-bukti yang nyata, namun sebagian besar umat memilih untuk menolak dan tetap dalam keraguan. Ini mengajarkan kita untuk memperkuat iman kepada ajaran yang dibawa oleh para rasul dan menjauhi sikap ragu terhadap kebenaran yang telah disampaikan.
- Akibat dari Pendustaan: Ayat ini menunjukkan bahwa akibat dari mendustakan para rasul adalah kehancuran dan azab yang pedih. Ini menjadi peringatan tegas bagi kita untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dan tidak terjerumus dalam pendustaan terhadap kebenaran.
Relevansi Surat Ibrahim Ayat 9 dalam Kehidupan Modern
Meskipun ayat ini berbicara tentang umat-umat terdahulu, pesan dan relevansinya masih sangat kuat dalam kehidupan modern. Kita hidup di zaman yang penuh dengan godaan dan tantangan iman, di mana banyak orang tergoda untuk meninggalkan ajaran agama demi mengejar kesenangan dunia yang sementara.
Ayat ini mengingatkan kita untuk tetap teguh dalam keimanan, tidak mudah terpengaruh oleh godaan dunia, dan selalu ingat bahwa akhirat adalah tujuan akhir kita. Allah telah memberikan banyak bukti dan tanda-tanda kebesaran-Nya, namun sering kali manusia lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu mereka daripada kebenaran.
Kesimpulan
Surat Ibrahim Ayat 9 memberikan pelajaran penting bagi kita semua untuk tidak mengulangi kesalahan umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-rasul Allah. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya iman yang kuat, keteguhan dalam mengikuti ajaran Islam, dan kewajiban untuk menjauhi segala bentuk keingkaran.
Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan, ayat ini menjadi pengingat agar kita tidak terlena dengan kesenangan dunia yang fana, melainkan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.